Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

Trust Issues, Yakin Pasangan Kamu Setia?

Trust Issues, Yakin Pasangan Kamu Setia?

Trust Issues, Yakin Pasangan Kamu Setia?


Trust Issues, Yakin Pasangan Kamu Setia. Ngomong-ngomong tentang trust, trust itu sebenarnya adalah sesuatu yang mungkin rapuh. Ada aja momen dimana trust yang udah kita kasih tuh kaya dirusak gitu aja. 

Mulai dari, misalnya, tempo hari ada kasus yang selingkuh kan, dimana, ya kalau kita lihat kasat mata, ini ada orang, cowok, selingkuh sama istrinya yang sebenarnya udah cakep iya, terus juga, kerjaannya ok, profesinya ok, berpendidikan dan lain sebagainya, tapi tetep diselingkuhin juga. 

Akhirnya kita jadi trust issue gitu kan, ngelihat orang yang ok aja banyak yang diselingkuhin, gimana kita? Bukan cuma itu, tapi juga kayak misalnya kita kenal sama gebetan, terus deket, terus nyaman, eh malah di-ghosting. Kan ini umum banget, apalagi sekarang di masa-masa dimana online dating itu lagi marak ya. Yaa saling meng-ghosting aja gitu, bahkan kita juga mungkin ngeghosting orang. 

Buat beberapa orang, atau mungkin banyak orang, termasuk gue, termasuk lo. pengalaman-pengalaman kaya gini tuh bikin, ya memang kita jadi susah gitu kan, untuk percaya sama orang, atau istilahnya tadi yang gue bilang trust issue. Buat lo yang lagi ada di fase trust issue, atau mungkin pernah, atau mungkin lo belum pernah, dan mungkin takut kira-kira lo bakal di-betray gitu trust nya. 

Well, lo ada di artikel yang tepat karena di artikel kali ini gue bakal ngebahas kenapa trust issue itu bisa terjadi, dan apa yang harus lo lakuin. Lo baca artikel ini sampai habis, dan jangan lupa untuk baca satu artikel setiap hari dari maoplens.com, supaya lo depet keseluruhan insight-nya. 

Kenapa Trust Penting Untuk Kehidupan Kita? 

Jadi kenapa sih trust itu penting buat hidup kita? Well, as a species, manusia sebenarnya itu bisa dibilang ya, punya beberapa sifat, punya beberapa hal, yang mungkin di satu sisi bagus, dan di satu sisi ya cukup ambyar gitu. Nah, manusia itu sebenarnya kan makhluk sosial, dan kesempatan survive terbaik adalah dengan kerja sama dengan manusia lain. karena kalau kita gak kerja sama sama manusia lain, ya kita mungkin gak bakal bertahan ya, spesies kita sampai sekarang. 

Kerja sama ini butuh yang namanya trust. Akhirnya kebutuhan akan trust itu jadi semacam blueprint, yang dipakai oleh manusia yang memang menjadi acuan manusia sampai sekarang. Nah setelah manusia lahir, kalau menurut Erik Erikson, Erik Erikson ini adalah salah satu tokoh psikologi ya. Nah menurut dia, hal yang pertama yang dipelajari oleh manusia adalah lingkungan ini bisa dipercaya atau nggak. 

Makanya memang kalau yah orang, anak ditinggalin sama orangtua nya, sama ibunya gitu ya. Nggak dipeluk, nggak disayang, dimarah-marahin terus, ya bakal jadi trust issue kalau misalnya memang lu sejak kecil, itu udah di-neglect gitu, ditinggalin, atau dijahatin gitu ya sama orang tua. Ini penting banget, karena perkembangan hidup lo dari masa kecil sampai besar, terutama ngomongin soal trust, ini akan jadi dasar buat pengembangan diri kita, buat pembentukan diri kita, buat pembentukan kepribadian kita. 

Dan kalau ngomongin soal trust, kemampuan kita, manusia, buat mengenali orang yang bisa dipercaya, dan yang nggak bisa dipercaya, itu adalah ya kemampuan bertahan hidup yang paling esensial. Nggak paling sih ya, mungkin cukup penting lah ya gitu, karena banyak sih skillset lain yang penting juga. 

Kenapa Kita Susah Percaya Sama Orang Lain

Nah pertanyaannya, kalau memang ternyata kalau trust itu sepenting itu, terus kenapa sih ada orang yang malah susah, atau mungkin gak mau trust sama orang lain. Banyak ya alasannya, yang tadi gue bilang salah satu nya, ketika masa kecil lo fucked up, atau ketika lo mengalami berbagai macam kejadian, atau ketika lo, yang mungkin mengalami yang namanya trauma. 

Basically ya ini disebabkan oleh hasil dari pengalaman kita, pengalaman kita dibohongin, pengalaman ngelihat orang lain dibohongin, nonton film, dan lain sebagainya yang membuat kita, either trust atau mistrust. Dan ini jadi salah satu faktor psikologi perkembangan yang mungkin cukup esensial buat manusia. 

Bisa jadi kalau misal lo punya mistrust dari kecil, lo mungkin bakal mikir bahwa, ya dunia ini gak bisa dipercaya, lo mungkin punya dendam terus menerus, lo mungkin hidup dipenuhi dengan ketakutan, dengan stress dan lain sebagainya, itu ekstrim nya yaa. 

Dampak Dari Trust Issues

Kalau kita lihat beberapa penelitian, dibohongin atau dikhianati memang bisa ngedatengin berbagai dampak. Entah itu dampak emosional yang memang wajar gitu ya, kaya kita marah, kecewa, malu sampai ke dampak yang bisa jadi jangka panjang gitu, kaya lo ga pede jadinya, self-esteem lo rendah, atau mungkin lo nggak ngerasa bahwa diri lo tuh berharga, sampai pola pikir di mana lo tuh gak mau aja untuk punya circle, punya temen, dan lain sebagainya, jadi memilih buat sendiri aja. 

Yang di satu sisi bisa jadi baik, tapi kalau kita lihat teori psikologi, atau misalnya lihat sifat manusia, namanya makhluk sosial ya pasti butuh nggak sih orang lain, gitu kan sesedikit mungkin untuk ngobrol. Bisa disimpulin bahwa pada dasarnya gitu ya, dari temuan-temuan yang tadi gue bilang, ketika kita mengalami pengalaman buruk dalam hal trust itu bakal jadi pengalaman yang menyakitkan, dan bisa jadi kita kena mental gitu. 

Kena ke bebagai aspek ke diri kita, yang akhirnya susah aja gitu buat kita untuk healing. Gue nggak ngomongin healing yang refreshing ke Bali dan lain sebagainya. Gue ngomongin soal healing yang gimana cara kita untuk trust orang lagi. Dan ini, kalau misalnya ini dibiarin berkepanjangan kita kan gak pernah belajar tentang hal ini ya di sekolah. 

Mungkin kita sering kali mistrust sama orang, tapi kita pendem aja gitu, “Yaudah lah gue emang kayak gini.” Jangan sampai sih, dampak nya jadi berlebihan atau berkepanjangan sampai akhirnya nanti mungkin jadi makin susah buat disembuhin. Yang akhirnya menghalangi kita, buat melakukan sesuatu, entah itu punya hubungan, atau mungkin ya melakukan berbagai macam hal lah. 

Trust Bagaimana Solusinya

Terus, pertanyaan terbesarnya adalah, solusinya gimana, Van? Gimana sih caranya buat keluar dari keadaan trust issue? Secara umum sebenarnya ada beberapa hal yang bisa kita lakuin. Kalau menurut Satu Persen yang pertama sebenarnya adalah kesadaran sih yah. Jadi harus sadar aja sih, nggak bisa denial gitu ya. Harus mengakui, dan mengenali bahwa inilah yang kita rasakan gitu. 

Kita gak bisa percaya sama orang. Kedengarannya sepele, tapi mungkin ada beberapa orang yang gak mau mengakui, denial gitu ya. Jadi susah percaya setelah dibohongin, akhirnya memilih buat sendiri terus. Ngerasa bahwa ini baik buat dirinya sendiri, yang bisa jadi iya, tapi bisa jadi juga, kemungkinan besar, itu denial gitu. 

Dan denial ini kalau secara psikologis, bisa banget untuk terjadi kita gak sadar juga bahwa kita lagi denial. Kita gak tau kenapa kita susah deket sama orang, kenapa kita sering kali kabur gitu, misalnya kita suka sama orang, terus ketika orangnya suka balik, kita kabur, terus kita gak tau kenapa emang pengen kabur aja. Nah ini salah satu kejadian ketika memang kita denial, tapi kita gak sadar gitu. Dan gue jujur pernah mengalami ini, gue juga punya, ada istilah namanya attachment style. 

Ini lo bisa tes sebenarnya di satupersen.net gratis, menyadari dan mengakui bahwa lo mungkin punya masalah. Atau mungkin lo ikut mentoring atau konseling deh, karena issue ini. Itu sebenarnya langkah yang bagus sih. Gak perlu mentoring atau konseling deh, lo mengakui aja bahwa, ohh kayanya gue susah deket sama orang deh, dan ini problem. Itu aja susah sebenarnya buat banyak orang. Pas kita ngepost video soal circle aja banyak yang kayak, Ohh gue kayaknya lebih nyaman sendiri dan lain sebagainya. Sebenarnya gak apa-apa sih, tapi jangan sampai aja itu denial ya. 

Dan selain menyadari masalahnya, lo juga harus menyadari bahwa ini tuh ada impact nya gitu loh. Dan jangan sampai memang, kita sampai sekarang ternyata udah kena dampaknya tanpa kita menyadarinya. Jadi coba dilihat-lihat deh dari kecil sampai dewasa, gimana nih lo berhubungan sama orang lain, gimana nih ketika lo berorganisasi, gimana nih ketika lo misalnya dideketin sama orang, kalau misalnya lo sering kabur, atau misalnya lo ngejar-ngejar orang yang toxic terus, jangan-jangan memang masalah di trust atau mistrust gitu ya. 

Jadi, ini adalah saran kedua dari gue. Cara biar lebih mudah untuk lo menyadari mengakui adalah, lo uraikan sih apa yang lo pikirin ke sebuah media. Makanya gue dulu juga sempet bilang dan nge-encourgae juga, di video yang dulu banget, nge-encourgae orang untuk nulis, Journaling, makanya di buku Satu Persen, Di sana juga kita encourage buat journaling. 

Nah kadang ada orang yang males journaling, salah satunya adalah gue. Makanya ada beberapa opsi lain, kita bisa ngomong sendiri, nge-record suara kita di hp, kita bisa record instastory, terus di close friend, mungkin temen-temen kita yang deket atau, bisa jadi lo gak punya close friend juga gitu kan, yaudah gitu sekedar nge-record aja itu juga bisa. 

Nah, memang kadang ya orang dengan trust issue itu susah gitu untuk nyari support dari orang lain, padahal ini sebenarnya adalah tips ketiga, untuk mengurangi atau mengatasi trust issue. Cari support dari orang sih. Karena kadang banyak dari kita yang ngerasa bahwa, Ohh kita sanggup, Ohh kita bisa, tapi ternyata nggak, ternyata butuh ngobrol, ternyata butuh untuk minta bantuan. 

Kedengarannya memang kontradiktif sekali ya, udah orang trust issue, kok lo suruh cari bantuan dari orang lain, kan gue gak percaya. Trust me. Yah, gue jadi nyuruh lo untuk trust gue ya. Ya bisa jadi ada yang trust, bisa ada yang nggak gitu ya. Tapi yang namanya social atau emotional support itu sebenarnya bisa banget ngebantu kita di masa-masa sulit. 

Gak harus cerita yang dalem-dalem banget, sesimpel mungkin nongkrong, cerita-cerita sedikit tentang gimana hari lo, Terakhir sebenarnya, ya memang kalau lo ngerasa ini udah berlarut-larut, udah ngelakuin berbagai macam hal, bisa jadi ya memang butuh untuk memanfaatkan bantuan professional. Misalnya ikut mentoring atau konseling, lo cerita, dan nanti juga, mungkin bisa dapet insight atau solusi. 

Kalau di Satu Persen sih, nanti juga bakal dapet tes kepribadian sama personalized treatment, lo bisa lihat nih personalized treatment nya, dan juga lo juga bakal depet worksheet, kalau misalnya ditugasin tuh sama mentor atau psikolog. 

Nah itu beberapa hal yang sebenarnya mungkin bisa dicoba, tentu aja setiap trust issue, masing-masing tiap orang itu unik. Gak ada satu solusi yang menjawab masalah trust issue semua orang, bisa jadi beda-beda. Tapi yang gue saranin, well, we have to do something about it. 

Apapun itu kita harus, at least nyoba lah, karena mungkin kita bisa trust issue sama orang lain, tapi harus percaya sih sama diri sendiri, bahwa kita bisa untuk maju, karena itu lah memang yang bikin kita bisa maju dan nyelesain masalah. Dan ini gak perlu buru-buru sebenarnya. Gak perlu yang kayak, ok besok gue lakukan ini, ngelakuin itu. Take your time. 

Ya mulai dari, nonton-nonton video Satu Persen, terus juga lo mungkin bisa healing, dengerin musik, yang murah-murah aja, dan lain sebagainya. Mulai dari sana, terus kaya ya solve your problem along the way. Pelan-pelan juga gak apa-apa, kalau cepet bagus, minimal satu persen setiap harinya ya. That’s why nama kita adalah Satu Persen. Ok mungkin itu sekian dari gue. 

Nah di akhir ini gue mau ngucapin terimakasih karena lo udah baca artikel ini. Atas ucapan terimakasih ini gue mau ngasih sesuatu, gratis buat lo semua. Seperti biasa gue ngasih worksheet gratis, gimana caranya buat nyelesain trust issue yang lo punya dengan worksheet ini. Lo bisa kerjain untuk setiap harinya,

Post a Comment for "Trust Issues, Yakin Pasangan Kamu Setia?"